9 Penyakit yang Menyerang Secara Diam-diam
Seseorang yang tampak sehat dari luarnya, mungkin mengidap penyakit
tertentu di dalamnya. Beberapa penyakit mungkin telah lama mengintai
Anda tanpa Anda sadari karena tidak memiliki gejala tertentu atau
gejalanya tidak spesifik.
Waspadai 9 penyakit yang dikenal dengan
silent disease ini agar Anda mendapatkan diagnosa yang tepat sebelum
terleambat, seperti dilansir womansday, Senin (22/10/2012) antara lain:
1. Defisiensi atau kekurangan vitamin D
Kurangnya
kebutuhan vitamin D tidak menimbulkan gejala tertentu dan seringkali
kurang begitu diperhatikan oleh abnyak orang. Padahal kekurangan vitamin
D berkontribusi dalam meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes,
beberapa jenis kanker dan juga penyakit autoimun, seperti multiple
sclerosis.
Vitamin D juga membantu tubuh dalam menyerap kalsium,
sehingga kurang D dapat berakibat buruk bagi tulang. Periksakan ke
dokter untuk mengetahui apakah tubuh telah cukup vitamin D, dokter
biasanya akan menyarankan untuk mengambil suplemen vitamin D jika Anda
kekurangan.
2. Osteoporosis
Penyakit
melemahnya tulang ini sering disebut dengan silent disease atau penyakit
tanpa gejala. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan semakin
kehilangan massa otot, apalagi jika tidak diimbangi oleh asupan vitamin D
dan nutrisi yang cukup seperti kalsium.
Osteoporosis tidak
ditandai rasa sakit atau ketidaknyamanan pada tulang dan biasanya
diketahui jika tulang telah rapuh dan mudah patah oleh gerakan yang
sedikit ekstrim. Cegah dengan perbanyak asupan kalsium dari susu,
yoghurt atau keju, atau Anda juga dapat mengambil suplemen kalsium yang
disarankan oleh dokter.
3. Hipotiroidisme
Kelenjar
tiroid dapat menghasilkan hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang
membantu mengatur metabolisme tubuh. Jika kelenjar tiroid tidak aktif
dalam memproduksi hormon, seseorang akan mengalami hipotiroidisme.
Rendahnya
hormon tiroid juga dapat menyebabkan penambahan berat badan, penyakit
jantung, kolesterol, infertilitas, depresi, kerusakan saraf, dan cacat
lahir. Hipotiroidisme memiliki gejala tetapi tidak spesifik sehingga
tidak banyak orang yang menyadari kondisi ini seperti kelelahan dan
tidak tahan dingin.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan
masalah tiroid, atau gejala terkait, mintalah dokter untuk memeriksa
kadar TSH Anda melalui tes darah. Pemeriksaan rutin harus dimulai pada
usia 35 tahun setiap lima tahun sekali.
4. Diabetes tipe-2
Jika
tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang cukup untuk memecah
glukosa, kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan diabetes tipe-2.
Penyakit
ini muncul secara bertahap, biasanya diawali oleh produksi insulin di
pankreas yang melambat. Penyakit ini dapat merusak mata, jantung,
ginjal, dan ujung saraf.
Diabetes mungkin telah Anda miliki dalam
waktu yang sangat lama tanpa Anda ketahui. Jika Anda memiliki faktor
risiko diabetes seperti kelebihan berat badan atau riwayat keluarga,
periksakan kadar gula dalam darah Anda setiap beberapa bulan sekali
secara teratur.
5. Hipertensi
Hipertensi atau
tekanan darah tinggi memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga
dan kelebihan berat badan. Kondisi ini terjadi jika darah terlalu banyak
menekan dan mendorong dinding arteri. Hipertensi sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan komplikasi termasuk serangan jantung, stroke
dan penyakit ginjal.
Seseorang dapat mengalami hipertensi tanpa
gejala selama bertahun-tahun sebelum diagnosis. Sehingga pemeriksaan
fisik tahunan sangat diperlukan meski Anda sedang dalam keadaan sehat,
tujuannya untuk memastikan tekanan darah Anda normal yaitu sekitar
120/80 mm Hg.
6. Kolesterol tinggi
Baik itu
disebabkan karena faktor genetik atau keturunan maupun pola makan yang
buruk, peningkatan kolesterol jahat dalam darah dapat menyumbat arteri
dan mengganggu aliran darah ke organ-organ vital seperti otak dan
jantung.
Sehingga kolesterol tinggi dapat menyebabkan serangan
jantung atau stroke. Tingkat kolesetrol hanya dapat diketahui melalui
tes darah yang dapat Anda periksakan secara rutin tiap 5 tahun sekali.
Jika
kolesterol Anda tinggi, dokter akan merekomendasikan perubahan diet
sebagai pengobatan awal atau mungkin akan meresepkan obat penurun
kolesterol yang dapat menghambat enzim yang digunakan untuk memproduksi
kolesterol.
7. Fibromyalgia
Fibromyalgia
adalah rasa sakit kronis yang dialami oleh kepala sampai ke kaki. Otak
memperkuat sensasi tubuh secara teratur dan menafsirkannya sebagai rasa
nyeri. Tapi fibromyalgia sulit untuk didiagnosa, karena tidak ada tes
tertentu untuk mendeteksi gangguan ini.
Untungnya, fibromyalgia
tidak mengancam jiwa dan dipengaruhi oleh faktor risiko seperti riwayat
keluarga yang mengidap fibromyalgia, memiliki gangguan rematik, mengidap
penyakit menular, seperti Lyme, dan peristiwa traumatik di masa lalu,
seperti kecelakaan.
8. Anemia
Kondisi ini
disebabkan karena penurunan jumlah sel darah merah. Gejala anemia sangat
halus seperti mudah lelah meski tidak melakukan aktivitas yang berat.
Kurangnya sel darah merah menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke organ
vital yang meningkatkan risiko serangan jantung.
Segera
periksakan kondisi Anda ke dokter jika Anda sering merasa kelelahan,
terutama jika Anda mengalami menstruasi berat atau gangguan usus,
seperti penyakit Crohn yang sering dihubungkan anemia. Bahkan mudah
berubahnya suasana hati juga dapat menjadi tanda-tanda anemia.
9. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)
Kondisi
ketidakseimbangan hormon, yang mencegah ovulasi dan menyebabkan jarak
antar menstruasi yang terlalu panjang. Wanita muda yang periode
menstruasinya tidak teratur harus waspada terhadap PCOS.
Bahkan,
banyak wanita tidak menyadari masalah ini sampai dirinya kesulitan untuk
hamil. PCOS dapat menyebabkan kolesterol tinggi, diabetes, penyakit
jantung dan kanker endometrium. Jika siklus menstruasi Anda lebih pendek
atau lebih panjang dari 28 hari dan tumbuh rambut yang abnormal pada
dada dan wajah, segera beritahu dokter.
SUMBER:http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar